Tren perkembangan startup Indonesia terus meningkat. Meski tak bisa dipungkiri telah banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri ini.
Beberapa startup yang menyandang predikat unicorn sudah muncul di Indonesia, yakni startup bernilai lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,3 triliun.
Berikut ini adalah ringkasannya, daftar perusahaan predikat unicorn dari Indonesia:
1. Gojek
Gojek diyakini sebagai startup pertama di Indonesia yang meraih gelar unicorn. Didirikan pada tahun 2010 dan berkembang pesat di Indonesia. Gojek telah menerima pendanaan dari raksasa asing seperti Amazon, Google dan Tencent Holdings Ltd. dan Temasek Holdings Pte serta dukungan domestik dari Telkomsel dan Astra International. Kini Gojek telah menjadi perusahaan publik setelah Tokopedia bergabung dengan GoTo.
2. Tokopedia
Beberapa investor telah berinvestasi di Traveloka, termasuk GFC dan Sequoia Capital yang berbasis di AS, serta Hilhouse Capital dan JD.com yang berbasis di China. Pendanaan terbesar Traveloka berasal dari dana investasi Qatar senilai $250 juta.
3. Ajaib
Ajaib, fintech yang berspesialisasi dalam investasi saham dan reksa dana, resmi menjadi unicorn di Indonesia setelah mengumpulkan $153 juta dalam pendanaan Seri B dari DST Global tahun lalu. Ini menjadikan Ajaib investasi unicorn fintech pertama di Asia Tenggara. Usaha ini bisa disebut ajaib karena hanya butuh waktu sekitar 2 tahun untuk mencapai status unicorn.
4. Bukalapak
Bukalapak merupakan pemain lama yang sudah lama menjadi unicorn. Usai berbicara di bursa, PT Bukalapak Tbk.(OPEN) berulang kali mengumumkan investasinya di perusahaan teknologi baru. Mulai dari berinvestasi besar di Bank Allo hingga mengakuisisi startup seperti PT Learning Grows Sharing.
5. OVO
OVO berstatus unicorn ini sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan nilai OVO cukup pesat, bahkan mengungguli Traveloka dan Bukalapak yang sudah berstatus unicorn. Grab kini memiliki mayoritas saham di OVO.
6. Kopi Kenangan
Kopi Kenangan resmi menjadi salah satu unicorn Indonesia setelah berhasil menghimpun dana sebesar $96 juta atau Rp 1,37 triliun dari putaran pendanaan Seri C yang ditutup pada akhir tahun lalu. Pesatnya pertumbuhan jaringan kedai kopi Kopi Kenangan bahkan telah menarik investasi dari nama-nama rumah tangga seperti Jay Z dan Eduardo Saverin. Tak puas dengan kedai kopi, Kopi Kenangan kini merambah sektor consumer goods dengan meluncurkan kopi kemasan.
7. Xendit
Xendit adalah startup teknologi keuangan yang beroperasi di segmen pembayaran. Pada akhir tahun 2021 mereka akan mencapai status unicorn. Baru-baru ini, pada Mei 2022, Xendit mengumumkan telah menutup $300 juta (Rs. 4,3 triliun) dalam pendanaan Seri D.
8. Tiket.com
Tiket.com adalah perusahaan startup online travel agent (OTA) yang didirikan pada Agustus 2011 oleh Wenas Agusetiawan, Gaery Undarsa, Dimas Surya dan Natali Ardianto. Pada tahun 2017, Blibli.com membeli 100% saham perusahaan tersebut. Blibli.com adalah toko online milik perusahaan GDP Venture Djarum Group.
9. J&T
Laporan informasi, tahun lalu, J&T Express mengumpulkan lebih dari $2 miliar dalam putaran pembiayaan terakhir. Investor yang memberikan dana antara lain PE China Hillhouse Capital dan Boyu Capital, serta Sequoia Capital China, seperti yang tercatat di Deal Street Asia. Sebuah perusahaan logistik yang didirikan di Indonesia oleh manajemen eks produsen ponsel China bahkan berani melebarkan sayap dari Indonesia ke China.
10. Traveloka
Beberapa investor telah berinvestasi di Traveloka, termasuk GFC dan Sequoia Capital yang berbasis di AS, serta Hilhouse Capital dan JD.com yang berbasis di China. Pendanaan terbesar Traveloka berasal dari dana investasi Qatar senilai $250 juta.
11. Kredivo
Perusahaan induk Kredivo, Finaccel, awal tahun ini mengumumkan rencana untuk mencatatkan saham di pasar saham AS melalui perusahaan cek kosong bernama SPAC. Setelah merger dengan SPAC, nilai Finacel akan melebihi $2,5 miliar. Penggabungan yang diusulkan didukung oleh sejumlah investor, termasuk MDI Ventures milik Telkom, yang berpartisipasi dalam program PIPE senilai $125 juta untuk Finaccel.
12. Dana
Baru-baru ini diketahui bahwa DANA menerima pendanaan dari Sinar Mas dan Lazada Group. Kontrak investasi Sinar Mas dengan DANA senilai US$250 juta (sekitar Rp3,7 triliun). Pada saat yang sama, nilai investasi Lazada tidak diungkapkan. Dalam siaran persnya, DANA menargetkan untuk menggandakan jumlah total pembayaran, atau nilai kotor transaksi, pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.
13. Blibli
Rencana penawaran umum perdana (IPO) Blibli.com mendapatkan daya tarik di kalangan pelaku pasar. Blibli disebut-sebut membidik meraup US$500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun melalui acara ini. Sebagai divisi yang dibentuk langsung oleh Grup Djarum, Blbli tidak pernah mengumumkan pendanaan apapun
Komentar
Posting Komentar